INAJDNA ARDNAIBAF
Pasuruan, 5 september 2008…
Sementara Bi ada di Jakarta bersama Bunda elin seperti biasanya.
Sudah lama Ayah pengen nulis ini, terutama untuk lebih mengenalkan dan menjelaskan kepada Bi tentang siapa dan bagaimana ayah Bi sesungguhnya…
Juga untuk mengingat dan mengetahui hal-hal yang sudah ayah alami sampai saat ini.
Dan bukan semata karena hidup ayah sangat menarik dan pantas untuk diketahui dunia.
Bi harus tahu, bahwa kita sangat jarang bisa tinggal serumah dalam waktu lama.
Sejak Bi bayi, bahkan sampai umur Bi 3th 2bl dan 12 hari saat ini.
Itu salah ayah nak…salah ayah yg harus ditanggung oleh Bi…Dirasakan Bi
Ayah minta maaf yg sebesar2nya untuk itu nak…
Tidak pernah ayah lupa tentang dosa ayah ini
Tidak pernah ayah berhenti memohon ampun kepada Allah untuk itu…
Tidak pernah lelah ayah untuk berusaha merubah itu…
Semoga Bi bisa lebih mengenal ayah ya nak...
Semoga Bi bisa ikhlas memaafkan ayah...
Pasuruan, 5 september 2008…
Sementara Bi ada di Jakarta bersama Bunda elin seperti biasanya.
Sudah lama Ayah pengen nulis ini, terutama untuk lebih mengenalkan dan menjelaskan kepada Bi tentang siapa dan bagaimana ayah Bi sesungguhnya…
Juga untuk mengingat dan mengetahui hal-hal yang sudah ayah alami sampai saat ini.
Dan bukan semata karena hidup ayah sangat menarik dan pantas untuk diketahui dunia.
Bi harus tahu, bahwa kita sangat jarang bisa tinggal serumah dalam waktu lama.
Sejak Bi bayi, bahkan sampai umur Bi 3th 2bl dan 12 hari saat ini.
Itu salah ayah nak…salah ayah yg harus ditanggung oleh Bi…Dirasakan Bi
Ayah minta maaf yg sebesar2nya untuk itu nak…
Tidak pernah ayah lupa tentang dosa ayah ini
Tidak pernah ayah berhenti memohon ampun kepada Allah untuk itu…
Tidak pernah lelah ayah untuk berusaha merubah itu…
Semoga Bi bisa lebih mengenal ayah ya nak...
Semoga Bi bisa ikhlas memaafkan ayah...
1 komentar:
Nak, Biandra, boleh Pak Lik Bambang sedikit cerita?
Hampir separuh hidup Pak Lik, Pak Lik mengenal bapak Nak Bian. Bukan teman dari kecil memang, tapi Pak Lik sudah sangat menganggapnya sebagai sodara.
Kami melalui berbagai sukacita, juga kesulitan bersama-sama. Tak disadari, hal itu yang membuat Pak Lik mengenal ayah Nak Bian dengan baik. (Meski kami selalu berselisih tentang siapa duluan yang ingin pertama kenalan...). Lucunya pula, kami, satu sama lain kadang saling mengagumi, meski kami malu untuk mengakui, bahkan menunjukkannya.
Nak, yang Pak Lik tau, bapak Nak Bian itu orang yang penuh cinta, meski ia kadang tak pandai menyampaikannya. Ia tak pernah kehabisan energi untuk menunjukkan empati. Taukah Nak, dulu, waktu Pak Lik pertama datang ke Jakarta, Pak Lik tinggal di rumah eyang uti di Kaimun Lebak Bulus. Pak Lik seperti menemukan sebuah rumah yang hangat di belantara Jakarta ini.
Nak Bian, mungkin sekarang kamu belum cukup memahami, tapi percayalah, suatu saat kelak, entah kapan, kamu akan sadar dan bangga kamu memiliki bapak seorang Pipong Bagus Prasetyo.
Peluk cium dari Pak Lik Bambang, Bu Lik Wiwit dan Dik Rana...
Posting Komentar